BREBES, WARTAGLOBAL.id --
Warga Desa Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, melakukan gebrakan dengan memperbaiki sendiri jalan kabupaten yang rusak parah sejak 15 tahun lalu, Sabtu (27/9/2025).
Jalan yang menghubungkan Cikamuning-Kebandungan ini menjadi prioritas karena merupakan akses utama menuju ibu kota kecamatan.
Aksi swadaya ini menunjukkan kekecewaan warga terhadap pemerintah yang dinilai lambat dalam menangani perbaikan infrastruktur.
PENGENDARA BANYAK TERJATUH
Akibat jalan rusak telah menyebabkan banyak pengendara terjatuh, terutama saat musim hujan. Kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang membuat warga resah dan merasa tidak aman saat bepergian. Selain itu, warga juga merasa hak mereka tidak dipenuhi meskipun taat membayar pajak.
"Sudah 15 tahun jalan ini rusak, kami bayar pajak tapi tidak ada perbaikan," ungkap Ayo Sukaryo, koordinator aksi.
Pihak desa telah beberapa kali mengusulkan perbaikan jalan ke Pemkab Brebes, namun tidak ada tindak lanjut.
Kepala Desa Pengarasan, Ahmad Nirom, membenarkan bahwa pihaknya telah mengirimkan proposal perbaikan jalan ke pemerintah kabupaten, tetapi hingga kini belum ada realisasi.
"Kami sudah mengajukan proposal beberapa kali, tapi tidak ada jawaban," kata Ahmad Nirom.
Warga berharap aksi gotong royong ini dapat membuka mata pemerintah untuk melakukan perbaikan permanen. Mereka menuntut Pemkab Brebes untuk segera melakukan perbaikan jalan yang rusak parah ini.
"Kami ingin keadilan dan pemenuhan hak atas pembayaran pajak yang kami lakukan," tegas Ayo Sukaryo.
Aksi protes serupa juga pernah dilakukan warga Brebes lainnya, seperti penanaman pohon pisang di jalan rusak.
Warga berharap pemerintah dapat memahami kesulitan yang mereka alami akibat jalan rusak. Mereka berharap perbaikan jalan dapat dilakukan segera sehingga mobilitas dan ekonomi warga dapat meningkat.
"Kami hanya ingin jalan yang baik dan aman untuk kami gunakan," tegas salah satu warga.
Dengan aksi gotong royong ini, warga berharap dapat menekan pemerintah untuk segera melakukan perbaikan permanen. Mereka tidak ingin menunggu korban jatuh lebih banyak lagi akibat jalan rusak.
"Jangan tunggu korban jatuh lebih banyak lagi, kami ingin keadilan," pungkas Ayo Sukaryo.
(Agus salim)
KALI DIBACA
