SRAGEN, WARTAGLOBAL.id -- Dalam kurun waktu kurang dari sepekan, Kabupaten Sragen dihantui dengan tiga kasus mengakhiri hidup yang mengguncang seluruh masyarakat. Kejadian pertama terjadi pada Kamis (7/3/2024), di mana seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen, yang diidentifikasi dengan inisial AS, mengakhiri hidupnya. Dugaan kuat menyebutkan bahwa AS nekat mengakhiri hidupnya karena merasa malu memiliki utang senilai Rp 45 juta di tempat kerjanya.
Kemudian, kejadian tragis berulang pada Jumat (8/3/2024), saat seorang individu berinisial S (39) warga Dusun Mojorejo, Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, ditemukan tak bernyawa di rumah orang tuanya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa S bertengkar dengan istrinya sebelum pulang ke rumah orang tuanya. Diduga, karena pikiran kalut dan kondisi sakit, S memutuskan mengakhiri hidupnya.
Kapolsek Sidoharjo, AKP Harno, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan tim Inafis dan Puskesmas Sidoharjo tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh S. Kejadian ini pertama kali terungkap saat adik S hendak mengambil tangga.
Terbaru, pada Minggu (10/3/2024), seorang warga Dusun/Desa Gawan, Kecamatan Tanon, dengan inisial S (49), diduga juga mengakhiri hidupnya. Tim SAR sedang berupaya mencari keberadaan S di aliran Sungai Bengawan Solo.
"Korban S mengalami sakit syaraf dan selama tiga bulan terakhir mengalami pikun serta kesulitan berjalan jauh."
ujar Kasi Humas Polres Sragen Iptu Suyana, yang mewakili Kapolres Sragen AKBP Jamal Alam, Saat dikonfirmasi pada Senin 11 Maret 2024.
Fenomena ini menimbulkan keprihatinan dan membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Sragen dan seluruh elemen masyarakat. Pentingnya dukungan psikologis dan upaya pencegahan harus ditingkatkan untuk mengatasi potensi kasus serupa di masa mendatang.
(Joko Susilo)
KALI DIBACA