Wartaglobal.id – Proyek pembangunan pondasi tanggul irigasi sawah yang berada di RT 019/04, Desa Petekeyan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dilaporkan mengalami kerusakan parah dan ambruk. Kerusakan ini diduga kuat disebabkan oleh pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan perencanaan awal, sehingga berpotensi merugikan keuangan negara. Hingga saat ini, belum ada klarifikasi dari pihak terkait mengenai kejadian tersebut Senin, 28/10/2024.
Pada Sabtu, 26 Oktober 2024, sekitar pukul 11.06 WIB, tim media melakukan pemantauan langsung ke lokasi proyek di RT 019/02. Dari hasil pengamatan, terlihat jelas bahwa pondasi tanggul mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan hingga mencapai 90 persen. Tanda-tanda ketidaksesuaian dalam konstruksi terlihat dengan jelas, di mana sebagian besar pondasi mengalami keruntuhan. Di lokasi proyek, terlihat pula alat berat seperti excavator sedang melakukan penimbunan di area tanggul yang ambruk.
Dalam hal ini, Kepala Desa atau Petinggi Desa Petekeyan sebagai pemegang anggaran dinilai harus bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Tim awak media juga mencoba konfirmasi menghubungi Petinggi Desa Petekeyan melalui pesan WhatsApp pada Senin, 28 Oktober 2024, untuk mendapatkan klarifikasi terkait keruntuhan proyek tersebut. Selain itu, tim media juga meminta informasi mengenai tahun anggaran, sumber dana, serta total anggaran yang telah dihabiskan untuk proyek ini. Petinggi Desa Petekeyan memberikan jawaban, Disebutkan bahwa proyek ini menggunakan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022, dengan besar nilai Rp 187. 808. 000,- (Seratus delapan puluh tuju juta delapan ratus delapan ribu rupiah) jawab chate petinggi, tetapi panjang x tinggi x lebar fisik obyek dan rincian belum jelas." Karena dalam dokumen yang dikirim petinggi tulisan kecil tidak jelas, dan kapan rencana diperbajki atau diservis, saat berita ini dtanyangkan petinggi belum memberikan jawaban.
Kejadian ini memicu kekecewaan mendalam di kalangan masyarakat, terutama para petani yang terdampak langsung oleh kerusakan tanggul. Mereka mendesak pemerintah desa untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi, mengingat fungsi irigasi yang sangat penting bagi produktivitas pertanian setempat.
Salah satu warga yang ditemui di lokasi menyampaikan kekecewaannya, "Saya sebagai petani merasa sangat dirugikan. Kalau dibiarkan seperti ini, kami tidak akan tinggal diam," ujarnya yang enggan disebutkan namanya.
Desakan untuk melakukan perbaikan terus meningkat. Jika dalam waktu dekat tidak ada langkah perbaikan atau penyelesaian dari pihak desa, tim media merencanakan untuk melaporkan temuan ini ke Inspektorat dan aparat penegak hukum. Langkah ini diambil guna memastikan adanya pertanggungjawaban terkait dugaan kerugian negara yang timbul akibat proyek ini.
Warga berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dapat mengambil tindakan tegas. Mereka menuntut agar proyek-proyek pembangunan yang dibiayai oleh anggaran negara dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, sehingga benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama kalangan petani yang mengandalkan fungsi irigasi dalam kegiatan pertanian mereka.
Pewarta: Mskr
Editor: Masdur
KALI DIBACA