PEKALONGAN, WARTAGLOBAL.id --
Kabupaten Pekalongan memiliki
Tradisi membuka pintu air Bendungan Gembiro di Desa Krandon, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan,
menjadi hal yang paling ditunggu setiap tanggal 3 November. Ribuan masyarakat tumpah ruah memadati kawasan Bendungan tersebut.
Bagi masyarakat sekitar, pembukaan pintu Bendungan Gembiro menjadi berkah tersendiri. Selain menumbuhkan ekonomi baru warga setempat, masyarakat mengeduk rupiah yang tidak sedikit.
Juga menjadi adu keberuntungan bagi warga Desa-desa di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sebab begitu pintu dibuka, bak air terjun, arus air yang mengalir akan membawa ratusan ribu ikan yang sudah ditebar pada periode sebelumnya.
Ribuan warga dengan peralatan tradisional berupa jaring tangan dan jaring jenis sener berjejer di kanan-kiri sepanjang sungai untuk menyerok ikan.
Yang beruntung bisa membawa puluhan kilo ikan berbagai jenis dengan ukuran yang super.
Sedangkan bagi anak-anak, masih bisa mendapatkan ikan dengan mengikuti adu ketangkasan menangkap ikan dengan tangan sebanyak-banyakny di saluran irigasi yang sudah dikeringkan.
Pada Minggu 03/11/2024, seiring dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang ke Bendungan Kali Gembiro di Desa Krandon, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, acara tahunan tersebut semakin meriah. Dengan dibukanya tiga pintu bendungan secara berkala, para pengunjung yang antusias dapat meramaikan acara dan menikmati momen menarik saat sungai mulai mengalir.
Namun, di tengah kegembiraan tersebut, insiden yang menyedihkan terjadi ketika salah satu warga mengalami kelelahan dan meninggal dunia dalam acara tersebut.
Kejadian meninggalnya seorang warga yang berusia lebih dari 60 tahun tersebut menjadi pukulan bagi panitia dan seluruh peserta acara. Walaupun panitia telah memberikan peringatan dan himbauan untuk menjaga kondisi tubuh selama berpartisipasi dalam acara, namun takdir berkata lain. Warga yang ditemukan dalam keadaan lemah dan hampir tak bernafas tersebut langsung dilarikan ke Puskesmas, namun upaya penyelamatan tidak membuahkan hasil.
Ketua IP3A Tangguh, dalam pernyataannya kepada media, menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa insiden tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian panitia, melainkan karena kondisi kesehatan dari warga tersebut yang memang sudah tidak prima.
Tangguh juga berharap agar kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi pengunjung lainnya tentang pentingnya menjaga kesehatan dan tidak berlebihan saat mengikuti acara-acara seperti ini.
"Bendungan Gembiro dibuka sekitar jam 8.30 WIB. Pintu yang dibuka hanya satu. Namun banyak warga yang mendatangi atau menggrudug ke kantor kami agar pintu bendungan dibuka semua, namun bukan wewenang kami, tetapi masyarakat tambah Banyak yang datang dan akhirnya kami menerima masukan atau aspirasi dari masyarakat, dan Banyak masyarakat yang berani Bertanggung Jawab serta tanda tangan dan akhirnya pintu dibuka penuh.” Jelasnya
Meskipun insiden tersebut menjadi bayang-bayang dalam kesan acara tahunan kali Gembiro, namun peserta dan pengunjung lainnya tetap menikmati momen bersama di sepanjang sungai untuk mencari ikan yang kini semakin surut airnya.
Kemeriahan acara terlihat dari berbagai sudut, mulai dari anak-anak, tua muda sangat senang sekali.
Acara tahunan di Bendungan Kali Gembiro juga menjadi momentum bagi masyarakat setempat untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki. Dengan mengundang partisipasi luas dari berbagai pihak, acara tersebut berhasil memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan di antara warga setempat.
Dengan demikian, acara tahunan ini bukan hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat.
Dengan berakhirnya acara tahunan Bendungan Kali Gembiro, para pengunjung pun mulai meninggalkan lokasi dengan senyuman serta kenangan indah.
Meskipun insiden yang mengejutkan sempat menghiasi acara kali ini, semangat kebersamaan dan kegembiraan tetap menjadi cerminan dari acara tersebut. Semoga ke depannya, acara tahunan ini dapat terus menjadi tradisi yang mengikat dan memperkaya kehidupan masyarakat setempat.
(ARIYANTO)
KALI DIBACA