PEKALONGAN, WARTAGLOBAL.id --
Suasana meriah mewarnai Desa Kedungjaran, Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan, saat warga menggelar pertunjukan wayang kulit sebagai bagian dari tradisi ruwat dan sedekah bumi pada Kamis, 22 Mei 2025 malam. Sedekah bumi dan ruwatan ini adalah bentuk doa bersama agar desa tetap tentram, subur, dan dijauhkan dari segala mara bahaya.
Acara ini digelar di Balai Desa setempat dan disambut antusias oleh ratusan warga dari berbagai penjuru.
Pertunjukan wayang kulit tersebut dipimpin oleh dalang kondang Ki Mangun Yuwono, yang membawakan lakon "Bagong Bangun Deso", menceritakan tentang Bagong yang berusaha membangun atau menciptakan sebuah desa yang makmur dan sejahtera.
Sebelumnya, penyerahan wayang kulit oleh Kepala Desa Kedungjaran Ida Bagus Sanubari kepada dalang ki Mangun Yuwono.
Kepala Desa Kedungjaran, Ida Bagus Sanubari menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi turun-temurun yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur warga atas hasil bumi dan keselamatan desa.
“Sedekah bumi dan ruwatan ini adalah bentuk doa bersama agar desa tetap tentram, subur, dan dijauhkan dari segala mara bahaya,” ujarnya.
“Kegiatan ini adalah sebuah acara tradisional yang dilakukan oleh warga Desa Kedungjaran sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Acara ini disebut sebagai “Tasyakuran Legenonan” atau “Sedekah Bumi”, yang dilakukan setiap tahun.
“Dalam acara ini, warga Desa Kedungjaran mengadakan pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Bagong Bangun Deso” sebagai hiburan. Tujuan dari acara ini adalah untuk memohon keberkahan dan keselamatan kepada Allah SWT, serta memohon hasil panen yang lebih melimpah di masa depan.
“Dengan adanya acara ini, warga Desa Kedungjaran berharap dapat meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan masyarakat, serta memohon perlindungan dari Allah SWT. Doa bersama juga dilakukan untuk mendoakan almarhum/almarhumah sesepuh desa," ungkapnya.
Acara ini merupakan contoh dari kegiatan gotong royong dan kebersamaan masyarakat Desa Kedungjaran dalam mengungkapkan rasa syukur dan memohon keberkahan kepada Allah
Selain pertunjukan wayang kulit, rangkaian acara sedekah bumi juga diisi dengan doa bersama, kirab tumpeng, serta hiburan rakyat. Warga bahu-membahu menyiapkan acara, menjadikan momen ini sebagai ajang kebersamaan dan pelestarian budaya.
Acara berlangsung hingga dini hari dengan tertib dan penuh kekhidmatan. Pemerintah desa berharap tradisi ini terus dilestarikan oleh generasi muda sebagai warisan budaya yang memperkuat jati diri dan kebersamaan masyarakat desa.
Dalam acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, antaralain; Camat, Kapolsek, Porkopimda, Babinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh ulama, dan tokoh masyarakat lainnya.
(ARIYANTO)
KALI DIBACA