SURAKARTA, WARTAGLOBAL.id -- Kapolresta Surakarta Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo menegaskan komitmennya dalam memberantas segala bentuk aksi premanisme di wilayah Kota Solo. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Balai Kota Solo, pada Jumat (16/5/2025).
Dalam pernyataannya, Kombes Catur memastikan bahwa situasi keamanan Kota Solo saat ini dalam kondisi kondusif dan terkendali, serta menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi pelaku premanisme.
“Alhamdulillah, wilayah Surakarta saat ini dalam keadaan kondusif. Kami tidak akan memberikan ruang bagi tindakan premanisme,” tegasnya di hadapan awak media.
Kombes Catur mengungkapkan bahwa jajarannya telah melakukan serangkaian penindakan terhadap sejumlah pelaku premanisme di berbagai titik di Solo. Hingga saat ini, telah diamankan sekitar 20 hingga 25 orang, termasuk juru parkir liar dan oknum lain yang melakukan tindakan intimidatif terhadap warga.
“Kami sudah amankan beberapa lokasi. Mulai dari juru parkir liar sampai tindakan lain yang meresahkan masyarakat. Ada sekitar 20 sampai 25 orang yang telah kami tindak,” ujarnya.
Untuk menjaga situasi agar tetap aman dan terkendali, Polresta Solo terus memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta. Kombes Catur menyebut, koordinasi dengan Wali Kota Solo, Respati Ardi, terus dilakukan terutama dalam pelaksanaan Operasi Aman Candi 2025, yang mencakup kegiatan preventif dan penegakan hukum.
“Kami terus berkoordinasi dengan Mas Wali dalam upaya menjaga keamanan wilayah hukum Surakarta. Melalui Operasi Aman Candi, kami lakukan pendekatan preventif dan juga penindakan tegas,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap keamanan lingkungan. Ia mendorong warga agar tidak ragu melaporkan setiap aksi premanisme yang mereka saksikan, baik kepada aparat kepolisian maupun Pemkot Solo.
“Saya imbau warga untuk segera melapor jika melihat aksi premanisme. Dokumentasikan sebagai bukti agar bisa segera ditindak,” ujar Respati.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk membangun kembali budaya “srawung tangga” atau menjalin hubungan sosial antarwarga sebagai bagian dari upaya kolektif menciptakan kota yang aman dan nyaman.
“Meskipun kita hidup di perkotaan, ayo mulai lagi srawung tangga, saling sapa dan peduli dengan tetangga. Kebersamaan itu kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman,” tambahnya.
(Joko S)
KALI DIBACA