KOTA PEKALONGAN, WARTAGLOBAL.id --
Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pendidikan bersama Kementerian Agama setempat mencanangkan Gerakan Sekolah Kelola Sampah untuk jenjang TK/RA, SD/Mi, dan SMP/MTs. Pencanangan ini berlangsung di SMP Negeri 8 Pekalongan, Senin (5/5/2025) disertai dengan pameran karya daur ulang sampah dan berbagai inisiatif edukatif pengelolaan sampah berbasis sekolah.
Selain itu, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan launching video edukasi dan awarenes program blue deal Indonesia-Belanda terkait banjir dan rob.
Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini kepada peserta didik, serta mengembangkan budaya pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan di lingkungan sekolah. Pencanangan ditandai dengan penandatanganan pernyataan bersama oleh seluruh kepala sekolah dari lebih dari 270 satuan pendidikan TK/RA, SD/MI, dan SMP/MTs di Kota Pekalongan.
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid menyampaikan apresiasi atas langkah konkret sekolah-sekolah yang telah mulai mengelola sampah secara mandiri.
“Kegiatan hari ini di SMPN 8 merupakan bentuk nyata pencanangan gerakan pengelolaan sampah di sekolah. Di SMPN 9, saya lihat di pameran tadi juga sudah ada mesin pembuat paving block dari limbah plastik. Meski kualitasnya masih perlu diuji, ini merupakan inovasi luar biasa yang patut didukung,” bebernya.
Ia juga menyoroti pentingnya perubahan sistem secara menyeluruh agar sampah bisa dikelola dan diselesaikan di sumbernya, seperti di hotel, restoran, dan sekolah. “Kita akan mulai dari generasi TK, SD, dan SMP untuk membentuk budaya sadar memilah dan mengelola sampah. Ini adalah permasalahan nasional, dan dengan kolaborasi serta komitmen bersama, InsyaAllah kita bisa menuntaskannya,” tambahnya.
Ia juga mengapresiasi fashion show dengan bahan dasar plastik daur ulang yang dinilai sebagai karya luar biasa dan penuh kreativitas. Ia berharap gerakan ini akan menjadi tonggak awal pengelolaan sampah baru yakni sampah yang dihasilkan hari ini dan harus selesai hari ini juga.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Mabruri menegaskan bahwa satuan pendidikan sebagai organ pemerintah memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah. Ia menyebutkan jumlah satuan pendidikan yang berkomitmen dalam gerakan ini antara lain TK/RA lebih dari 100 satuan pendidikan, SD/MI 130an dan SMP/MTs sebanyak 40an. “Kami merasa terpanggil untuk berkontribusi karena pendidikan adalah pintu awal perubahan perilaku. Semua kepala sekolah hari ini hadir dan berkomitmen untuk mendukung gerakan ini,” sambungnya.
Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar satuan pendidikan sebenarnya telah memiliki kegiatan yang terkait dengan pemilahan atau pengolahan sampah, baik melalui program intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Namun, masih terdapat tantangan di lapangan, seperti keterbatasan lahan, anggaran, dan sumber daya manusia, terutama di jenjang TK/RA yang membutuhkan pendekatan khusus dan kesabaran dari para pendidik.
“Saat ini, SMPN 8 dan SDN Medono 8 sudah memiliki insinerator, dan bisa dijadikan pilot project. Meskipun berbeda dari segi alat, SMPN 8 menggunakan alat permanen dan SDN Medono memakai drum modifikasi, keduanya terbukti mampu mengurangi emisi asap secara signifikan. Jika nanti alat seperti ini bisa dibuat dengan biaya di bawah satu juta rupiah, besar kemungkinan seluruh SMP bisa memilikinya,” jelasnya.
Dengan pencanangan ini, Pemerintah Kota Pekalongan berharap terbangun kolaborasi lintas sektor dalam penanganan sampah berbasis pendidikan, yang pada akhirnya akan memperkuat budaya lingkungan bersih dan sehat dari ruang kelas hingga masyarakat luas.
(ARIYANTO)
KALI DIBACA