SRAGEN, WARTAGLOBAL.id --
Sekitar 140-an sopir truk di Kabupaten Sragen menggelar aksi solidaritas mogok nasional sebagai bagian dari penolakan terhadap kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Loading). Aksi ini berlangsung di dua lokasi, yakni Alun-alun Sentono Tangen dan sepanjang Jalan Solo–Purwodadi, Kecamatan Gemolong.
Di Tangen, terdapat sekitar 90 sopir yang tergabung dalam Komunitas Sopir Tangen (KST) dan Sedulur Driver Jenar (SDJ) berkumpul untuk menyampaikan aspirasi melalui orasi dan spanduk berisi tuntutan. Mereka menyatakan mendukung keselamatan pengguna jalan dan tidak menolak kebijakan Zero ODOL, namun menuntut adanya regulasi yang lebih adil dan tidak memberatkan sopir.
“Selama ini, sopir kerap dijadikan kambing hitam,” bunyi salah satu pernyataan yang terpampang dalam spanduk aksi.
Dalam aksi itu juga disuarakan kekhawatiran para sopir terhadap dampak kebijakan Zero ODOL terhadap harga kebutuhan pokok dan distribusi logistik nasional. Salah satu pesan kuat dari aksi ini adalah tagar: #DiamTertindas atau #BangkitMelawan... #SopirDilawanPanggahDituku.
Sementara itu, di wilayah Gemolong, aksi dilakukan oleh sekitar 50 sopir truk yang memarkir kendaraan mereka di kanan-kiri Jalan Solo–Purwodadi, mulai dari simpang empat Gemolong hingga perbatasan Kalijambe. Kemacetan sepanjang 1–2 kilometer sempat terjadi akibat parkir truk yang berjejer hingga dua baris di ruas jalan utama.
Kapolsek Gemolong AKP Liyan Prasetyo langsung turun ke lokasi untuk menertibkan situasi. Setelah berdialog dengan para sopir, diketahui bahwa mereka tengah menunggu rekan-rekannya untuk bersama-sama menuju aksi di Solo. Kapolsek meminta agar truk segera dipindahkan untuk mengurai kemacetan.
“Kami butuh waktu sekitar 30 menit untuk menormalkan arus lalu lintas. Syukurlah semua sopir kooperatif dan situasi kembali kondusif,” jelasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Sragen, R. Suparwoto, yang menurunkan tim pengawas ke lokasi aksi di Tangen, menyatakan bahwa aksi berlangsung tertib dan tidak mengganggu lalu lintas.
“Aksi dimulai pukul 10.30 WIB dan dibubarkan sekitar pukul 11.15 WIB setelah ditanggapi oleh pihak Polres Sragen. Tidak ada insiden berarti,” ujarnya.
Aksi mogok ini menunjukkan bahwa para sopir truk mendukung tujuan keselamatan dari kebijakan Zero ODOL, namun mereka menuntut implementasi yang berpihak pada keseimbangan ekonomi dan keadilan sosial, agar para sopir tidak terus menjadi pihak yang dikorbankan.
(Joko S)
KALI DIBACA