Koperasi Desa Merah Putih: BTN Pekalongan dan Mitra Strategisnya Bahas Penguatan Ekonomi Desa - Warta Global Jateng

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Iklan Ucapan

More News

logoblog

Koperasi Desa Merah Putih: BTN Pekalongan dan Mitra Strategisnya Bahas Penguatan Ekonomi Desa

Friday, 18 July 2025

PEKALONGAN, WARTAGLOBAL.id --
Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Pekalongan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di lantai 2 Hotel Grand Dian pada Kamis, 17 Juli 2025.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh :
1. Dinas Koperasi. UKM dan Tenaga kerja Kab. Pekalongan
2. Universitas Pekalongan
3. Konsultan Prov. Jateng
4. Bank BTN
5. Kepala Desa dan Pengurus Koperasi Merah Putih se Kab. Pekalongan. 

Novardha Handiyantyo,S.E.M.Si selaku  Kepala Kantor Cabang BTN Pekalongan, yang memimpin penyelenggaraan acara bertajuk “Sinergi Lintas Fungsi dalam Rangka Optimalisasi Koperasi Desa Merah Putih.” Bersama dua mitra strategisnya—Danang Satrio, Wakil Dekan FEB, dan Setyoa Teguh Yuwana, konsultan pemberdayaan koperasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Novardha membuka ruang diskusi yang padat, bernas, dan penuh solusi

Dalam sambutannya, Novardha menggaris bawahi bahwa BTN melalui program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) ingin melahirkan ekosistem ekonomi desa yang tangguh, tidak hanya bergantung pada dana pemerintah, tapi mandiri lewat koperasi modern dan profesional.

“BTN bukan sekadar penyedia kredit. Kami hadir untuk membangun. KDMP bukan proyek, melainkan gerakan. Kami ingin desa memiliki alat untuk mandiri secara ekonomi dan sosial,” ujarnya di hadapan peserta forum.


Danang Satrio menyambung dengan perspektif akademis yang menekankan pentingnya pendidikan dan manajemen koperasi yang adaptif terhadap zaman. Menurutnya, koperasi desa tidak bisa hanya dikelola berdasarkan kebiasaan lama, tetapi harus ditopang sistem dan data yang kuat.

“Koperasi butuh orang-orang desa yang dididik menjadi pengelola handal. BTN bisa menjadi pembuka akses, dan perguruan tinggi siap menjadi mitra pendamping,” ungkap Danang.

Sementara itu, Setyoa Teguh Yuwana menyampaikan bahwa potensi koperasi di Jawa Tengah sangat besar, namun belum tergarap maksimal karena masih terfragmentasi. Oleh karena itu, ia menilai forum seperti ini menjadi titik balik lahirnya koperasi desa yang sehat secara sistem dan kuat secara jejaring.

“Jika desa-desa saling terhubung melalui koperasi, maka kita tidak hanya bicara ekonomi desa, tetapi juga ekonomi regional yang tumbuh dari bawah,” tegasnya.

Dari sisi pemerintah daerah, Idayanti Fadilah menegaskan kesiapan Dinas UMKM dalam memfasilitasi pembentukan hingga pembinaan koperasi desa. Ia juga menekankan pentingnya sinergi agar koperasi tidak hanya hidup di atas kertas, tapi berdampak nyata di tengah masyarakat.


“Kami di dinas akan mendampingi dari sisi regulasi, pelatihan, dan legalitas. Tapi kunci utama tetap ada di semangat dan kerja sama kepala desa,” tutur Idayanti.

Suasana forum berjalan dinamis, desa dari berbagai kecamatan mengangkat persoalan yang selama ini menghambat kemajuan koperasi, mulai dari lemahnya SDM pengelola, rendahnya kepercayaan masyarakat, hingga sulitnya akses modal produktif. Namun, semangat dan solusi yang ditawarkan dalam forum ini memberikan jawaban bahwa perubahan bukan hanya mungkin, tetapi sudah dimulai.

PLT Camat Kajen, Mustofa, menyatakan bahwa aparatur kecamatan siap menjadi fasilitator agar inisiatif seperti ini tidak hanya bersifat seremoni, melainkan diikuti dengan langkah-langkah nyata hingga ke tingkat dusun.

> “Kami akan kawal dan dorong desa-desa untuk segera menindaklanjuti forum ini. Koperasi yang hidup akan memperpendek rantai kemiskinan dan ketergantungan,” ungkapnya optimis.

Menjelang siang, forum ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama untuk membangun sinergi berkelanjutan dalam penguatan koperasi desa. Acara ini bukan hanya menjadi ajang diskusi, tapi menjadi permulaan sebuah gerakan—gerakan membangkitkan desa lewat koperasi yang sehat, modern, dan berjiwa gotong royong.

(ARI)

KALI DIBACA