SRAGEN, WARTAGLOBAL.id -- Sebuah rumah berukuran 10 meter x 19 meter milik warga di Dukuh Bakungan, Desa Jatitengah, Kecamatan Sukodono, Sragen terbakar, saat dalam keadaan kosong karena penghuninya sedang melaksanakan salat Magrib di masjid. Diduga, kebakaran tersebut disebabkan oleh korsleting pada Kamis (9/5/24) malam.
Menurut Kasi Humas Polres Sragen, Iptu Suyana, kebakaran terjadi sekitar pukul 19.15 WIB di rumah Agus Priyono (47), warga Dukuh Bakungan RT 013, Desa Jatitengah. Saat kejadian, penghuni rumah sedang beribadah di masjid yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah tersebut. Kerugian material akibat kebakaran diperkirakan mencapai Rp50 juta.
"Dilaporkan oleh ketua RT setempat ke Polsek Sukodono. Polsek menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Sragen. Tetangga melihat kobaran api di rumah korban dan segera meminta bantuan warga untuk memadamkannya," jelas Suyana saat dihubungi, Sabtu (11/5/24).
Setelah menerima laporan, Polsek Sukodono segera berkoordinasi dengan petugas Damkar di Sragen. Tim Damkar tiba di lokasi sekitar satu jam setelah kebakaran terjadi dan memadamkan api setelah sekitar 60 menit.
"Tim Identifikasi Polres Sragen juga turun ke lokasi untuk melakukan olah kejadian perkara. Hasilnya, kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting. Polisi mengamankan kabel sepanjang 1 meter sebagai barang bukti," tambahnya.
Meskipun mengalami musibah, korban menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dan tidak menuntut ganti rugi kepada pihak manapun.
Sementara itu, pada Kamis siang, sebuah pabrik tahu di Sragen juga dilanda kebakaran. Kabid Pemadam Kebakaran Satpol PP Sragen, Tommy Isharyanto, menyampaikan bahwa kebakaran terjadi pada pukul 12.00 WIB dan berhasil dipadamkan pada pukul 13.10 WIB. Pabrik tahu tersebut milik Satiyo (65) warga Kampung Teguhan RT 009/RW 003, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen.
"Atap dan cerobong pabrik tahu mengalami kerusakan ringan akibat kebakaran yang diduga berasal dari bara api cerobong penggorengan tahu," jelas Tommy. Sabtu (11/5/24).
Kedua kejadian kebakaran ini menunjukkan pentingnya kesigapan dalam penanganan dan pencegahan kebakaran di masyarakat, serta perlunya perhatian lebih terhadap faktor-faktor penyebab kebakaran, seperti korsleting listrik dan pengawasan pada proses produksi di pabrik-pabrik.
(Joko Susilo)
KALI DIBACA