Pemkot Semarang Pakai Bola GPS Deteksi Sumbatan Drainase di Simpang Lima - Warta Global Jateng

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Iklan Ucapan

More News

logoblog

Pemkot Semarang Pakai Bola GPS Deteksi Sumbatan Drainase di Simpang Lima

Saturday, 13 December 2025
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng saat meninjau langsung simulasi penerapan teknologi GPS Drifter atau bola pelacak ber-chip GPS untuk memetakan sumbatan drainase, Jumat (12/12/25). (Foto: Pemkot Semarang)

SEMARANG, WARTAGLOBAL.id --
Pemerintah Kota Semarang melakukan terobosan inovatif untuk penanganan sumbatan saluran di kawasan Simpanglima. Uji coba ini menerapkan teknologi GPS Drifter atau bola pelacak ber-chip GPS untuk memetakan titik sumbatan drainase yang selama ini sulit terdeteksi secara visual.

“Kami mitigasi lebih awal, kalau Simpanglima banjir, warga tidak bisa menikmati ruang publik dengan nyaman. Kami mencari tahu apa penyebab banjir itu,” kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng usai meninjau langsung simulasi di titik eks Ace Hardware Simpanglima, Jumat (12/12/25).

Teknologi drifter digunakan dengan cara menghanyutkan bola GPS ke dalam saluran. Pergerakan bola dipantau melalui perangkat gawai petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang. Ketika bola tidak bergerak sesuai estimasi waktu, titik tersebut terbaca sebagai lokasi sumbatan.

"Kami menggunakan semacam bola mainan, dipasang chip GPS, dan dihubungkan ke teman-teman DPU. Dalam durasi setengah jam seharusnya bergerak, berhenti berarti ada kendala di titik itu, dari situ pasukan katak DPU turun untuk memastikan apa yang menyumbat, bisa kasur, ban, sampah, atau gundukan sedimen," ucapnya.

Agustina menegaskan, temuan di lapangan langsung ditindaklanjuti saat itu juga. Selain sampah, tim juga menemukan kendala teknis berupa penyempitan saluran Gendong yang tertutup cor beton tebal serta kurangnya jumlah saluran pembuangan menuju sungai.

"Saya sudah minta teman-teman DPU untuk membongkar cor yang menutup saluran. Sebelum 30 Desember, saya izinkan pembuatan saluran tambahan agar air dari hulu cepat mengalir ke sungai," ungkapnya.

Simulasi ini tidak hanya berhenti di satu titik. Agustina berencana memperluas penggunaan metode deteksi ini ke titik-titik krusial lainnya, termasuk area Pandanaran dan Ahmad Dahlan, serta memastikan konektivitas saluran dari hulu ke hilir. 

"Kita tidak bisa menghilangkan banjir sepenuhnya, yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan. Kalau bisa banjir itu sediluk langsung ilang, kok ini dadi suwi, itulah tantangan kita," tegasnya.

Melalui integrasi teknologi, respons cepat di lapangan, dan partisipasi publik, Agustina optimistis dapat meminimalisir dampak banjir di pusat kota. "Mudah-mudahan beres sebab Simpanglima adalah ikonnya Kota Semarang, dan kami berkomitmen mengembalikan kenyamanan bagi warga maupun wisatawan di area ini," tutupnya. 

(Hans)

KALI DIBACA