
SRAGEN, WARTAGLOBAL.id --
Polres Sragen menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi gelombang arus lalu lintas Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Salah satu fokus utama berada di wilayah Gemolong yang kerap menjadi titik kepadatan karena berada di persimpangan utama jalur antar kabupaten.
Kasatlantas Polres Sragen, Iptu Kukuh Tirto Satria Leksono, menjelaskan bahwa sejumlah pos pengamanan dan pos pelayanan telah disiapkan dalam Operasi Lilin 2024.
“Kami mendirikan dua pos pengamanan di dua gereja wilayah kota serta empat pos pelayanan di rest area 519A, 519B, 538A, dan 538B,” jelasnya.
Meski arus Nataru cenderung lebih rendah dibanding Operasi Ketupat, Iptu Kukuh menyebut bahwa Gemolong tetap menjadi titik yang harus diwaspadai.
“Kalau Nataru, lonjakan arus tidak setinggi Operasi Ketupat. Namun titik rawannya tetap di Gemolong, karena simpang empatnya berdekatan dengan pasar, pintu perlintasan kereta, dan menjadi temu arus dari Boyolali, Purwodadi, Solo, dan Sragen,” ungkapnya.
Rekayasa lalu lintas disiapkan dengan tiga tingkatan eskalasi:
1. Eskalasi Hijau
Diterapkan ketika antrean kendaraan di Simpang Empat Gemolong mencapai ±100 meter.
“Petugas wajib mempercepat arus agar tidak terjadi penumpukan,” kata Kukuh.
2. Eskalasi Kuning
Ketika antrean mendekati area sekolah (SMPN 1 Gemolong). Pada tahap ini dilakukan percepatan arus, penambahan personel, dan penyiapan alat rekayasa.
3. Eskalasi Merah
Antrean mencapai kawasan dekat RS Yaksi.
“Kalau sudah sampai situ, berarti antrian sudah panjang dan harus dilakukan rekayasa arus. Dari arah Solo nanti kita buat one way lokal,” ujarnya.
Skema one way lokal diterapkan mulai dari Simpang Perhutani hingga Simpang Sorot Jaya. Arus dari Purwodadi dialihkan semuanya ke kiri menuju Surya Motor, bertemu arus dari Sragen yang juga diarahkan melalui jalur alternatif.
“Tujuannya agar tidak ada arus yang saling memotong. Semua jalan, meskipun lambat, tapi tetap lancar,” tegasnya.
Iptu Kukuh menjelaskan bahwa pada Operasi Ketupat sebelumnya, kerawanan justru terjadi di Rest Area 519A.
“Kapasitas rest area itu 350 kendaraan. Pada jam-jam salat sering penuh, dan ekornya bisa sampai jalan utama sehingga rawan kecelakaan karena penyempitan. Maka saat penuh, rest area kami tutup sementara dan arus diarahkan ke rest area berikutnya,” paparnya.
Namun pada operasi Nataru, lonjakan arus diperkirakan lebih rendah sehingga fokus kembali pada Gemolong sebagai titik utama.
Terkait proyek pengecoran jalan di jalan Solo-Sragen yang masih berlangsung, Iptu Kukuh menyampaikan bahwa pekerjaan tersebut ditargetkan selesai sebelum akhir tahun.
“Seharusnya akhir tahun sudah selesai, kelihatannya tanggal 15. Karena kalender proyek tahunan mengharuskan penyelesaian sebelum tutup tahun. Kami sudah menyiapkan opsi-opsi pengaturan jika pengerjaan masih berlangsung saat masa puncak arus,” jelasnya.
(Joko S)
KALI DIBACA
