SURAKARTA, WARTAGLOBAL.id --
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Solo terus mendalami penyebab kematian AH (75), warga Depok, Jawa Barat, yang ditemukan tewas secara misterius di pinggir Kali Anyar, Solo, pada akhir Maret 2025. Penyelidikan yang berlangsung intensif ini masih menyisakan sejumlah teka-teki yang belum terjawab.
Kasatreskrim Polresta Solo AKP Prastiyo Triwibowo menjelaskan bahwa proses pengungkapan kasus ini seperti menyusun potongan puzzle. Beberapa fakta awal sudah dikantongi, namun kepolisian belum dapat menarik kesimpulan utuh mengenai peristiwa yang menimpa korban.
“Korban terakhir kali terlihat pada malam hari sebelum ditemukan, tepatnya sekitar pukul 20.00 hingga 21.00 WIB, berada di atas jembatan dekat lokasi kejadian,” ujar Prastiyo.
Setelah itu, korban tak lagi terlihat hingga ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia keesokan paginya.
Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa korban memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. Ia pergi dari rumah dengan tujuan menjalani pengobatan alternatif yang biasa dilakukannya di Bogor.
Karena perjalanan tersebut rutin, pihak keluarga tidak merasa curiga dan membiarkan korban berangkat sendiri menggunakan transportasi umum.
Fakta mengejutkan terungkap saat pihak keluarga diberitahu bahwa jenazah korban ditemukan di Solo—sebuah kota yang tidak menjadi tujuan rutin pengobatannya.
Awalnya pihak keluarga tidak percaya, namun setelah menerima foto jenazah dari kepolisian, mereka memastikan bahwa korban adalah AH.
Terkait kemungkinan adanya tindak kriminal seperti perampokan, pihak kepolisian belum dapat memberikan kesimpulan pasti. Memang benar, ponsel korban tidak ditemukan di lokasi, namun sejumlah uang masih berada di saku bajunya.
“HP tidak ditemukan, tapi uang masih ada. Keluarga juga tidak bisa memastikan barang berharga apa saja yang dibawa korban saat ia pergi,” lanjut Prastiyo.
Salah satu hal yang menambah tanda tanya besar adalah kondisi jenazah saat ditemukan. Warga yang sedang memancing di sekitar lokasi melihat tubuh korban dalam posisi terikat. Korban mengenakan jaket training merah, batik merah-kuning, celana training biru dongker dengan lis putih, kaus kaki hitam, serta membawa tas laptop hitam bertuliskan "ASUS".
Polisi kini menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian. Hasil tersebut akan menjadi salah satu elemen penting dalam menyusun kronologi secara lengkap dan menentukan apakah ada unsur tindak pidana.
“Kami mengumpulkan semua keterangan dan bukti yang ada untuk merangkai kejadian ini secara menyeluruh, termasuk menelusuri kemungkinan adanya unsur kriminal,” tegas Prastiyo.
(Joko S)
KALI DIBACA