JEPARA, WARTAGLOBAL.id -- Dalam suasana batin yang penuh khusyuk dan haru, umat Katolik Paroki Stella Maris Jepara menyambut Hari Minggu Palma pada tanggal 13 April 2025, sebagai awal dari Pekan Suci, yaitu pekan paling sakral dalam seluruh tahun liturgi Gereja. Hari ini menandai awal perjalanan Yesus menuju salib, dimulai dari saat Ia memasuki kota Yerusalem dengan penuh kerendahan hati.
Minggu Palma disebut pula Minggu Palma Sengsara Tuhan, karena menggabungkan dua wajah misteri: sukacita penyambutan Yesus sebagai Raja, dan kedalaman penderitaan-Nya menjelang wafat di salib
1. Tema dan Jiwa Perayaan
Tema Minggu Palma tahun ini adalah:
“Mengenang Sengsara Tuhan: Menapaki Jalan Salib dengan Hati yang Taat dan Penuh Cinta.”
Tema ini mengajak umat untuk merangkul penderitaan, meneladan ketaatan Yesus, serta membuka hati pada kasih Allah yang menyelamatkan. Di balik daun palma yang melambai, tersembunyi jalan salib yang harus ditempuh oleh Sang Penebus.
2. Awal Prosesi: Berkat dan Perarakan Daun Palma
Prosesi Minggu Palma dimulai di halaman depan Gereja Stella Maris Jepara.
Umat berkumpul dalam keheningan dan doa, membawa daun palma sebagai tanda penghormatan dan iman mereka.
Romo Adrianus Sulistyono, MSF, memimpin pemberkatan daun palma dalam liturgi singkat di luar gereja, seraya mengingatkan umat bahwa daun palma adalah lambang kemenangan Kristus atas maut dan tanda bahwa kita siap mengikuti Dia dalam jalan penderitaan dan pengharapan.
Dalam sorak-sorai yang kudus dan nyanyian “Hosana, Putra Daud”, rombongan perarakan bergerak perlahan menuju dalam gereja. Romo, putra-putri altar, para lektor, dan umat berjalan dalam kesatuan hati, sambil melambai-lambaikan daun palma, mengenang saat Yesus disambut rakyat Yerusalem dengan sorak-sorai yang sama.
3. Liturgi Sabda dan Kisah Sengsara
Setibanya di dalam gereja, prosesi berakhir dan Misa Minggu Palma dilanjutkan dengan Liturgi Sabda. Dalam suasana penuh haru, dibacakanlah kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus menurut Injil.
Umat menyimak dalam diam, menyatu dalam alur penderitaan Sang Juru Selamat:
pengkhianatan, pengadilan yang tidak adil, jalan salib yang berat, hingga puncaknya di salib Golgota.
Kisah itu bukan sekadar cerita masa lalu. Di dalamnya, umat diajak untuk memandang wajah Kristus yang terluka namun penuh cinta, dan menjawab panggilan untuk hidup dalam kesetiaan dan belas kasih di tengah dunia.
4. Homili dan Perenungan
Dalam homilinya, Romo FX Tirto Dewantara, MSF menekankan bahwa Minggu Palma bukan hanya mengenang kisah heroik Yesus, tetapi juga panggilan pribadi bagi setiap umat untuk meneladan keberanian, kerendahan hati, dan kasih-Nya yang tak terhingga.
“Jangan hanya bersorak saat Yesus masuk ke Yerusalem, tetapi temani Dia sampai ke salib. Jangan hanya memegang daun palma, tetapi genggamlah salib dalam hidupmu dengan setia,” pesan Romo dengan suara penuh kasih dan kekuatan.
Apa yang Tuhan Yesus diperlukan kita tanyakan kepada diri kita masing-masing apa yang bisa kita persembahkan untuk Tuhan Yesus
Homili dari Romo
5. Liturgi Ekaristi: Menyambut Kristus yang Menyerahkan Diri
Perayaan dilanjutkan dengan Liturgi Ekaristi, puncak seluruh ibadah Katolik. Di altar, Kristus yang dahulu menyerahkan diri-Nya di kayu salib kini hadir secara nyata dalam rupa Tubuh dan Darah-Nya.
Umat menyambut-Nya dengan hati penuh takjub, rasa syukur, dan kerendahan hati.
6. Akhir Perayaan dan Simbol Iman
Misa ditutup dengan damai, namun dalam batin yang disadarkan akan makna mendalam penderitaan Tuhan. Umat membawa pulang daun palma yang telah diberkati dan meletakkannya di rumah—bukan sebagai hiasan semata, melainkan pengingat akan kasih Tuhan yang terus menyertai.
Daun palma itu menjadi lambang kemenangan Kristus atas dosa, dan sekaligus pengingat panggilan umat untuk setia hingga akhir.
7. Aksi Kasih: Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Sebagai wujud nyata semangat kasih dan solidaritas, setelah Misa, umat diajak untuk mengikuti kegiatan Donor Darah dan Pemeriksaan serta Pengobatan Gratis di aula Paroki Stella Maris.
'Darah yang didonorkan adalah bentuk konkret dari kasih, dan pemeriksaan kesehatan gratis adalah kepedulian nyata bagi tubuh Kristus yang hadir dalam diri sesama. Liturgi tidak berhenti di altar, tetapi berlanjut dalam hidup sehari-hari," ungkap Oma Lusi
Kegiatan ini merupakan buah nyata dari iman yang hidup—iman yang tidak hanya tinggal dalam doa, tetapi juga menjelma menjadi kepedulian bagi sesama. Diselenggarakan oleh Panitia Paskah, bekerja sama dengan Tim Pelayanan Kesehatan Gereja, kegiatan ini menunjukkan bahwa mengikuti Kristus juga berarti melayani dan memberi hidup bagi sesama.
"Kegiatan ini adalah wujud iman yang hidup, karena iman yang sejati adalah iman yang berbagi," tambahnya.
Dengan penuh kekhusyukan, seluruh rangkaian perayaan Minggu Palma di Paroki Stella Maris Jepara menjadi gerbang menuju misteri agung Paskah.
Di sini umat diajak untuk tidak hanya menonton kisah sengsara, melainkan mengalaminya, meresapinya, dan menapakinya bersama Kristus.
Semoga perayaan ini membangkitkan kesadaran baru di hati setiap umat untuk memeluk salib sebagai jalan cinta, dan menyambut Paskah sebagai kemenangan hidup yang sejati.
Hosana bagi Raja Damai, yang datang dalam nama Tuhan. Amin.
(Petrus)
KALI DIBACA